--------------- Bookmark and Share

Selasa, 25 Agustus 2009

Lagi-lagi Malaysia mecuri budaya Indonesia Tari Pendet

25/08/2009 14:38
Denpasar: Rumah produksi Bali Record mengaku kecolongan dengan tindakan sepihak Malaysia yang memakai rekaman Tari Pendet buatan mereka untuk iklan pariwisatanya. Demikian dikatakan Nyoman Suarsa, Art Director Bali Record, di Denpasar, Bali, Selasa (25/8).

Pihak Bali Record mengaku sangat keberatan dengan tindakan Malaysia itu. Mereka menyerahkan sepenuhnya keberatan mereka ini kepada pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Budaya Bali serta Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk disikapi. Protes juga dilontarkan Lusia Ni Made Lidia Merianti, penari dalam rekaman itu. Ia mengaku syuting yang dilakukannya tidak dimaksudkan untuk iklan pariwisata Malaysia [baca: Penari Pendet dalam Iklan Pariwisata Malaysia Protes].

Nyoman Suarsa mengatakan, rekaman Tari Pendet itu dibuat oleh dirinya bersama rekan-rekannya di Bali Record sekitar 1997-1998 silam. Pengambilan gambar dilakukan di kawasan objek wisata Bedugul, Bali. Rekaman sengaja dilakukan untuk menginventarisasi tarian budaya Bali. Hasil inventarisasi ini akan diperjualbelikan secara bebas. Tujuannya untuk membantu dan membimbing siapa saja yang ingin belajar Tari Pendet lewat tayangan cakram padat atau VCD.
Liputan6.com,


SEJARAH TARI PENDET

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967).

Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
Continue Reading...

MODEL MATEMATIS PERSEDIAAN TERINTEGRASI

mau download silakan klik dibawah ini:

jurnal industri inventory http://pustaka-net.co.cc .pdf

Semoga berguna. salam rikixy'Site
Continue Reading...

AddThis

Bookmark and Share

Site Info

 

Blogroll

Perpustakaan Internet Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template